Kayu Manis (Cinnamomum verum, sin. C. zeylanicum)
ialah sejenis pohon penghasil rempah-rempah. Termasuk ke dalam jenis
rempah-rempah yang amat beraroma, manis, dan pedas. Orang biasa menggunakan
rempah-rempah dalam makanan yang dibakar manis, anggur panas. Kayu manis adalah
salah satu bumbu makanan tertua yang digunakan manusia. Bumbu ini digunakan di
Mesir Kuno sekitar 5000 tahun yang lalu, dan disebutkan beberapa kali di dalam
kitab-kitab Perjanjian Lama. Kayu manis juga secara tradisional dijadikan
sebagai suplemen untuk berbagai penyakit, dengan dicampur madu, misalnya untuk
pengobatan penyakit radang sendi, kulit, jantung, dan perut kembung.
Beberapa spesies kayu manis yang dijual di pasaran
di antaranya:
·
Cinnamomum verum'(True cinnamon, Sri Lanka
cinnamon atau Ceylon cinnamon).
·
C. burmannii (korintje, kasiavera, atau
Indonesian cinnamon).
·
C. loureiroi (Saigon cinnamon atau Vietnamese
cinnamon).
·
C. aromaticum (Cassia atau Chinese cinnamon).
Kulit manis Ceylon sering kali hanya menggunakan
kulit bagian dalam yang lebih tipis, lebih memiliki kesegaran, kurang padat,
lebih beraroma, dan lebih lembut dalam rasa daripada kasiavera. Kasiavera
memiliki rasa yang lebih kuat (sering lebih pedas) daripada kulit manis Sri
Lanka dan umumnya berwarna merah kecoklatan sedang hingga ringan, keras dan
bertekstur kayu, serta lebih tebal (2–3 mm (0,079–0,12 inci) dan menggunakan
seluruh lapisan kulitnya.
PERSIAPAN LAHAN
Lahan untuk penanaman kayu manis harus bersih dari
semak dan gulma. Sisa perakaran dibersihkan dari lahan, selanjutnya lahan
dicangkul sebanyak dua kali agar tekstur tanah gembur. Kedalaman pencangkulan
minimal 20 cm. Semakin dalam pencangkulan, maka pertumbuhan tanaman akan
semakin baik terutama di lokasi pembuatan lubang tanam, setelah dicangkul,
tanah diratakan kembali. Untuk sistem penanaman monokultur, jarak tanam bisa agak
rapat, sedang untuk penanaman sistem tumpangsari jarak tanam diperlebar (3 m x
3 m atau 4 m x 4 m).
Pada lahan
yang miring, setelah dibersihkan dari semak belukar dan gulma dan dicangkuli,
tanah diratakan dengan cara dibuat kontur atau teras untuk mencegah erosi.
Teras dibuat sesuai dengan jarak tanam yaitu dengan lebar sekitar 1,5 - 2
meter. Setelah ditentukan jarak tanamnya, selanjutnya lahan diberi ajir sebagai
tanda letak lubang tanaman. Lubang tanam yang ideal untuk kayu manis berukuran
50cm x 50cm x 50cm atau 40cm x 40cm x 40cm.
Tanah galian sebaiknya dipisahkan antara bagian
atas dan bagian bawah, batu atau sisa akar yang masih berada pada tanah galian
dibersihkan. Selanjutnya lubang tanam dibiarkan terbuka selama 1-2 bulan.
Setelah didiamkan 1-2 bulan, lubang tanam ditutup kembali dengan tanah galian. Namun
sebelum dimasukkan, tanah galian bagian bawah dicampur dulu dengan pupuk
kandang sebanyak 20-30 kg/lubang. Masukkan terlebih dahulu tanah galian bagian
bawah, lalu disusul dengan tanah bagian atas. Penutupan lubang ini dilakukan
menjelang musim hujan.
PENYIAPAN
BIBIT KAYU MANIS
Bibit kayu manis dapat berasal dari; 1) bibit asal
biji, yang akan ditanam sebaiknya sudah berumur 8-12 bulan di pesemaian,
kemudian dicabut perlahan dengan menyertakan tanah pada perakaran bibit; 2)
bibit asal tunas yaitu tunas yang sudah ditebang dapat ditanam di kebun setelah
ditumbuhi
akar. Selain berakar tunas ini tingginya harus
sudah mencapai 50-60 cm (jika terlalu tinggi tunas tidak tahan dengan hembusan
angin).
Setelah dipisahkan dari batang pokoknya, tunas
harus diberi perlakuan agar tidak mati atau kering sebelum ditanam, yaitu
dengan membungkus bagian perakaran tunas dengan tanah. Bibit dari tunas harus
sehat, daunnya dalam keadaan tua dan umurnya minimal 6 bulan; dan 3) bibit asal
stek, harus
sehat, memiliki pertumbuhan yang baik dan memiliki
tinggi sekitar 50-60 cm.
PEMBIBITAN
KAYU MANIS
Benih dapat disemaikan di lapangan maupun di
polibag. Lokasi pembibitan sebaiknya dekat jalan, dekat sumber air, dekat
daerah penanaman, dan tanahnya relatif subur. Bila benih disemaikan dilapangan,
tanah dipacul dua kali sedalam 20-30 cm, digaru, dihaluskan, seradibersihkan
dari sisa tanaman yang ada. Kemudian dicampur pupuk kandang yang sudah matang
sebanyak 2 kaleng minyak tanah/m2, dan
dibuat bedeng memanjang ke arah utara-selatan dengan ukuran lebar 1-1,20 m dan
panjang sesuai kondisi lapangan.
Setiap bedengan dibatasi parit drainase sekaligus
berfungsi sebagai jalan untuk memudahkan pekerjaan menanam, menyiram, dan
memindahkan bibit. Lebar selokan 30 cm dengan kedalaman 20 cm. Bagian atas
persemaian dilapisi pasir setebal 5 cm. Setelah itu biji dengan jarak tanam 5
cm,
penyiraman dilakukan secara rutin.
Setelah benih berkecambah pada 1-2 minggu, tanaman
diberi naungan untuk mencegah kematian bibit akibat sengatan sinar matahari
langsung. Setelah mempunyai 3 pasang daun tanaman dapat dipindahkan ke polibag
berukuran 20 cm x 30 cm (bibit berumur 3 bulan). Media polibag dapat berupa
tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan 1:2. Polibag ditempatkan di bawah naungan
dan disiram setiap hari.
Setelah bibit berumur 8-12 bulan dengan tinggi
60-80 cm, bibit sudah siap dipindahkan ke lapangan. Bila benih langsung disemai
di polibag, gunakan polibag berdiameter 10 cm dan tinggi 15 cm, media yang
digunakan sama. Kemudian setiap polibag ditanami satu benih dan disiram. Benih
akan berkecambah dalam 1-2 minggu. Bibit di polibag tetap disiram setiap hari sampai
siap dipindah ke lapangan pada umur 8-12 bulan.
PENANAMAN
KAYU MANIS
Ada dua sistem penanaman kayu manis yang dapat
dilakukan adalah:
1.
Sistem monokultur yaitu sistem
pertanaman dimana lahan hanya ditanami satu jenis tanaman saja, dengan
menggunakan jarak tanam 1,5 m x 1,5 m (jumlah tanaman 4.400 pohon/ ha);
dan
2.
Sistem tumpang sari, yaitu sistem
pertanaman dimana lahan pertanaman ditanamani lebih dari satu macam tanaman.
Jenis tanaman yang umumnya digunakan antara lain palawija, sayur, buah, kopi
dan cengkih. Untuk penanaman sistem tumpang sari, jarak tanam lebih lebar yaitu
2 m x 2 m; 2,5 m x 2,5 m; 3 m x 3 m; 4 m x 4 m atau 5 m x 5 m. Bila menggunakan
tanaman palawija, sayur atau buah semusim, jarak tanam yang dipergunakan lebih
rapat bila dibanding dengan tanaman buah, tahunan atau tanaman perkebunan
lainnya.
WAKTU TANAM
KAYU MANIS
Waktu yang tepat untuk penanaman adalah pada saat
musim hujan. Hal ini disebabkan karena kayu manis pada saat beberapa bulan
setelah tanam memerlukan naungan dan air yang cukup.
Cara Tanam
Kayu Manis
Setelah dibuat lubang, bibit dapat diletakkan dibagian
tengah, lalu ditimbun tanah. Timbunan tanah harus padat agar kuat menahan
terpaan angin dan hujan. Selain tanah dipadatkan, bibit juga diberi ajir. Untuk
bibit yang berasal dari tunas, penanamannya agak miring. Jumlah daun sebaiknya dikurangi untuk
mencegah penguapan yang berlebihan dan dapat tumbuh tunas-tunas baru.
PEMELIHARAAN
KAYU MANIS
1. Penyulaman
Kayu Manis
Setelah bibit kayu manis ditanam, tidak semua akan
tumbuh baik. Bibit yang pertumbuhannya kurang baik atau mati harus segera
diganti dengan bibit yang baru. Penyulaman dilakukan setelah tanaman ditanam
sekitar tiga bulan, namun waktu paling tepat untuk penyulaman adalah saat musim
hujan.
2. Pemupukan
Kayu Manis
Seperti tanaman lain, untuk pertumbuhan kayu manis
membutuhkan unsur hara tanaman. Selain langsung dari tanah, unsur hara dapat
dipenuhi melalui pemupukan. Jenis pupuk yang dianjurkan antara lain pupuk
tunggal seperti Urea, TSP dan KCl atau pupuk majemuk seperti NPK. Bila
menggunakan pupuk tunggal, pupuk tersebut dicampur merata dahulu sebelum
diberikan dengan perbandingan Urea : TSP : KCl sebesar 2 : 1 : 1.
Pemberian pupuk tanaman kayu manis sebaiknya pada
umur 3-4 bulan setelah tanam dengan frekuensi dua kali setahun yaitu pada saat
awal dan akhir musim hujan agar pupuk dapat cepat larut dalam tanah sehingga
dapat segera diserap oleh akar tanaman. Bila menggunakan campuran pupuk
tunggal, dosis pada pemupukan awal (umur 3-4 bulan)
sebanyak 150gr/pohon.
Semakin bertambah umur tanaman, dosis pupuk semakin
ditingkatkan yaitu untuk tanaman berumur tiga tahun pupuk yang diperlukan
sebanyak 1 kg/pohon. Untuk pupuk majemuk NPK, dosis pemupukan disesuaikan
dengan umur tanaman. Pemupukan NPK awal dimulai sejak tanaman berumur enam minggu
setelah ditanam, selanjutnya pada umur satu tahun pemupukan dilakukan dua kali,
dan pada umur selanjutnya pemupukan dilakukan sekali tahun.
Dosis pemupukan dengan pupuk majemuk NPK adalah
sebagai berikut:
umur 1,5 bulan sebanyak 20 g/pohon, umur 6 bulan
sebanyak 50 g/pohon, umur 1 tahun sebanyak 125 g/pohon, umur 2 tahun sebanyak
250 g/pohon, umur 3 tahun sebanyak 500 g/pohon, umur 4 tahun sebanyak 750
g/pohon, umur 5 tahun sebanyak 1 kg/pohon dan diata 5 tahun sebanyak 1,5-2,5
kg/pohon.
Cara pemupukan dapat dilakukan dengan dua cara
yaitu dibenamkan dalam lubang tugalan atau pada alur di sekeliling tanaman.
Namun sebelum dilakukan pemupukan, gulma yang tumbuh disekitar tanaman harus dibersihkan
terlebih dahulu, selanjutnya tanah digemburkan
terlebih dahulu sebelum dipupuk agar penyerapan pupuk lebih cepat.
3. Penyiangan
GulMA Tanaman Kayu Manis
Penyiangan gulma sangat diperlukan agar pertumbuhan
kayu manis tidak bersaing dengan gulma tanaman. Setiap bulan gulma di bersihkan
dengan menggunakan cangkul, setelah tanaman berumur 2-4 tahun, penyiangan cukup
dilakukan tiga bulan sekali, setelah lebih dari 4 tahun tanaman disiangi tiap
4-6 bulan sekali sesuai pertumbuhan tanaman yang melambat sesuai dengan makin
tua umur tanaman tajuk tanaman sudah saling menutupi sehingga menghambat
pertumbuhan gulma yang memerlukan sinar matahari. Bersamaan dengan penyiangan
tanaman, dilakukan pula penggemburan dan pembubunan.
Penggemburan tanah dibutuhkan agar penyerapan unsur
hara oleh akar meningkat, penggemburan tanah dilakukan sebelum pemupukan agar
unsur hara dapat terserap tanaman dengan baik, Sedang pembubunan dilakukan agar
bagian perakaran tanaman yang terbuka dapat tertutup kembali sehingga terhindar
dari penularan penyakit lewat akar dan penyerapan unsur hara oleh akar menjadi
optimal. Pembumbunan dilakukan setelah penggemburan tanah.
4. Penjarangan
Tanaman Kayu Manis
Penjarangan merupakan salah satu bagian kegiatan
pemeliharaan dan pemanenan, hal ini dimaksudkan tanaman yang dijarangkan
merupakan hasil panen sebelum panen total dengan penebangan seluruh tanaman.
Bila jarak penanaman rapat, maka harus dilakukan penjarangan agar sinar
matahari dapat diserap tanaman secara baik. Bila hal ini tidak dilakukan,
dengan tanaman yang rapat, maka sinar matahari tidak masuk sampai ke bagian dalam
tajuk tanaman yang menyebabkan kelembaban akan terjadi disekitar tajuk tanaman
yang menyebabkan mudahnya tanaman terserang penyakit dan pertumbuhan tanaman
terhambat dan mengakibatkan pertumbuhan tanaman terhambat dan menurunnya
kualitas kulit kayu manis.
Tujuan lain dari penjarangan adalah agar tanaman
tumbuh lurus, menghambat pertumbuhan cabang, dan menghinadari terjadinya erosi.
Dengan sistim penjarangan yang baik, maka tanah akan tetap terlindung sehingga
konservasi tanah dan air tetap terjamin. Penjarangan sebaiknya dilakukan dua
kali yaitu pada saat tanaman berumur 6 tahun dan 10 tahun. Dari hasil
penjarangan pertama dan kedua akan mengasilkan tunas baru, tunas-tunas tersebut
dapat dipertahankan dan dirawat untuk dijadikan bibit, namun tidak semua tunas
dijadikan bibit, hanya sekitar 4-7 tunas saja yang baik dan berakar baik.
Teknik penjarangan dilakukan dengan cara sebagai
berikut:
tanaman ditebang dengan parang atau gergaji pada
ketinggian 25-30 cm dari permukaan
tanah, selanjutnya tunggul ditimbun tanah hingga sekitar 10-15 cm agar nantinya
tumbuh tunas-tunas baru yang nantinya dapat dimanfaatkan sebagai bibit tanaman.
PANEN KAYU
MANIS
Panen merupakan salah satu rangkaian dari kegiatan
budidaya Kayu manis (Cinnamomum zeylanicum). Mengingat produk kayu manis sangat
spesifik yaitu berupa kulit kayu, tentunya dalam melakukan panen kulit kayu
manis memerlukan penanganan yang spesifik pula diantaranya dengan cara menebang
pohonnya atau mengelupas kulit kayunya. Sampai saat ini kayu manis merupakan
salah satu komoditi perkebunan yang dibutuhkan banyak negara sebagai bahan
penyedap makanan dan minuman, untuk industri farmasi dan kosmetika yang mutunya
sangat ditentukan oleh banyak faktor diantaranya umur panen, waktu panen,
sistem panen, teknik pemanenan dan pengelupasan kulit.
a. Umur Panen Tanaman Kayu Manis
Umur panen sangat mempengaruhi produksi kulit kayu
manis. Semakin tua umur tanaman maka hasil kulit kayunya akan lebih tebal
sehingga produksinyapun akan lebih tinggi. Untuk mendapatkan kualitas kulit
kayu manis yang ditinjau dari bentuk stick, umur ideal untuk dipanen adalah
6-12 tahun. Hal ini disebabkan kulit tanaman belum begitu tebal sehingga kulit kayu
dapat menggulung dengan baik. Jika ditinjau dari kandungan minyak asiri, makin
tua umur tanaman maka kandungan minyak asirinya makin tinggi pula yang
dicontohkan dengan tanaman kayu manis usia 20 tahun kandungan minyak asirinya
mencapai 3,5 - 4,5 % sebesar.
b. Waktu Panen Tanaman Kayu Manis
Saat panen kayu manis terbaik ditandai oleh warna
daun yang sudah menjadi hijau tua dan tumbuhnya pucuk baru. Jika tanaman sudah
mempunyai tanda-tanda tersebut biasanya sudah cukup banyak aliran getah diantara
kayu dan kulit sehingga kulit mudah terkelupas dan segera dapat dipanen.
Mengingat kulit yang diperdagangkan dalam bentuk kulit kering, maka waktu
terbaik untuk memanen atau menguliti tanaman kayu manis adalah saat menjelang musim
hujan agar setelah panen, kulit kayu dapat langsung dijemur.
c. Sistem Panen Kayu Manis
Sistem panen sangat menentukan mutu kayu manis yang
dihasilkan, bila dalam panen kurang benar maka mutu kayu manis akan turun. Ada
tiga sistem panen yang dapat dilakukan yaitu: sistem tebang sekaligus, sistem situmbuk
dan sistem batang dipukuli sebelum ditebang. Sistem tebang sekaligus, sistem
ini sangat umum dilakukan oleh petani kayu manis, caranya dengan memotong
langsung tanaman hingga dekat tanah, setelah itu dikuliti.
Sistem situmbuk, disebut situmbuk karena cara ini
dikembangkan oleh petani di daerah Situmbuk, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera
Barat. Pada sistem ini, dua bulan sebelum tanaman ditebang kulit batang tanaman
dikupas melingkar mulai dari ketinggian 5 cm dari pangkal batang hingga 80-100
cm. Selanjutnya tanaman ditebang pada ketinggian 5 cm dari pangkal batang.
Tujuan menyisakan pangkal batang ini adalah untuk
menumbuhkan tunas baru yang selanjutnya dapat dijadikan bibit. Sistem batang
dipukuli sebelum ditebang, Sistem ini dikembangkan petani di daerah Sungayang,
Kabupaten tanah Datar Sumatera Barat, dimana cara memanen kayu manis dilakukan dengan
memukuli kulit batang secara melingkar. Dengan cara ini diharapkan kulit yang
akan diperoleh lebih tebal.
Bertambahnya ketebalan kulit karena pada bekas
pukulan terjadi keretakan pada kulit, selanjuatanya dari retakan kulit tersebut
akan tumbuh kalus baru sehingga kulit kayu tampak ada pembengkakan. Pemukulan
batang dilakukan dua bulan sebelum tanaman dikuliiti dengan menggunakan pemukul
dari kayu.
d. Cara Panen
Panen kulit kayu manis dapat dilakukan sejak
tanaman berumur muda, yang bertujuan untuk penjarangan. Penjarangan dilakukan
dengan pertimbangan beberapa faktor antara lain kesuburan lahan, perkembangan
musim, letak kebun diatas permukaan laut. Semakin tinggi letak kebun, maka akan
semakin lambat pertumbuhannya. Panen penjarangan, panen ini dilakukan pada saat
tanaman berumur 2-3 tahun, dengan tujuan untuk penjarangan tanaman, karena
jarak tanaman sudah terlalu rapat, agar tanaman tumbuh lurus dan pertumbuhan
cabang terhambat, serta untuk membuang tanaman yang sakit dan tanaman yang
pertumbuhannya terlambat. Pada pertanaman kayu manis biasanya dilakukan dua
kali penjarangan, namun jika penjarangan sudah dimulai sejak umur 2-3 tahun
maka frekuensi penjarangan bisa tiga kali sebelum penebangan total. Interval
penjarangan yang baik adalah 3-5 tahun.
Cara penjarangan dilakukan hanya dalam baris
tanaman dan tanaman yang ditebang pada ketinggian 5-10 cm dari permukaan tanah
atau leher akar. Hal ini dilakukan agar pangkal batang yang tidak ditebang akan
bisa menumbuhkan tunas-tunas baru. Panen total, yaitu tanaman yang ada dikebun
seluruhnya ditebang, termasuk tunas yang dibairkan tumbuh dari pangkal batang
bekas penjarangan pertama dan kedua. Panen total biasanya dilakukan setelah
tanaman berumur 15 tahun, Cara panen seperti pada penjarangan yaitu ditebang
pada ketinggian 5-10 cm.
e. Pengelupasan
Kulit Kayu
Pengelupasan kulit kayu manis, dapat dilakukan
dengan dua cara yaitu dengan cara pengulitan sebelum tanaman ditebang dan
pengulitan setelah ditebang. Pengulitan sebelum ditebang, cara ini pengelupasan
sebelum ditebang dianggap lebih praktis jika dibanding setelah ditebang.
Kebersihan
kulit akan tetap terjamin karena batang tanaman
belum menyentuh tanah jadi belum kotor. Untuk meperoleh kulit kayu bermutu baik
(bagian luarnya tampak bersih), sebaiknya sebelum pengulitan, kulit yang masih
melekat pada tanaman dibersihkan dari lumut/kotoran dengan cara dikerok,
sehingga kulit tampak hijau kekuningan dan permukaan luarnya licin.
Setelah dibersihkan, kulit dikerat melingkari
batang pada ketinggian 5-10 cm diatas leher akar dan pada ketinggian 100 cm
dari keratan pertama. Selanjutnya pada kulit diantara batas keratan bawah dan
atas ditoreh tegak lurus dalam bentuk garis-garis dengan jarak sekitar 5-10 cm, lalu dengan
menggunakan pisau pengungkit, kulit dicungkil dari
lingkaran atas dan ditarik ke bawah. Sehingga diperoleh kulit selebar 5-10 cm
dan panjang 100 cm. Pengulitan setelah ditebang, pengulitan setelah tanaman
ditebang banyak dilakukan petani di Indonesia. Caranya setelah ditebang batang
kayu dipukul-pukul untuk memudahkan pengelupasan. Kulit kayu yang dihasilkan
dengan cara ini, berkualitas rendah (kualitas C) bahkan setelah dijemur
berwarna hitam
f. Pasca Panen Kayu Manis
Pengolahan merupakan salah satu rangkaian dari
kegiatan pasca panen kayu manis (Cinnamomum zeylanicum). Pengolahan bertujuan
untuk mendapatkan produk kayu manis yang siap diperdagangkan. Kegiatan
pengolahan sangat penting sebagai lanjutan setelah kulit kayu manis dipanen dan
selanjutnya diproses agar menjadi produk siap jual. Untuk menghasilkan produk
siap jual, maka pengolahan harus dilakukan dengan baik agar memperoleh produk bermutu
baik karena akan berpengaruh pada tingkat harga jual. Kulit kayu manis yang kurang bersih dan penjemuran yang kurang
berhasil yang menyebabkan kulit kayu manis berjamur, hal akan berdampak pada kualitas
produk yang rendah dan harganyapun juga rendah. Sebagai produk perdagangan, ada
beberapa bentuk produk kayu manis antara lain berupa kulit kayu, minyak asiri,
oleoresin dan bubuk kayu manis.
KULIT KAYU
MANIS
Produk kayu manis merupakan hasil utama dari kayu
manis. Produk ini berupa potongan kulit yang dikeringkan. Sampai saat ini kulit
kayu manis merupakan komoditas ekspor
penghasil devisa yang dapat diandalkan bersaing dengan India, Srilanka,
Vietnam dan RRC. Untuk memenuhi mutu internasional, pengusaha mengolah kembali
(upgrading) kulit kayu manis yang dihasilkan oleh produsen melalui perlakukan
sebagai berikut:
1.
pencucian
dan pembersihan, kegiatan ini dilakukan dengan cara merendam kulit kayu
dalam air selama 12 jam agar kulit yang sudah kering menjadi lemas sehingga
gulungannya terbuka. Selanjutnya kulit yang sudah terbuka tersebut digosok
dengan kain untuk menghilangkan kotoran yang menempel pada kulit;
2.
pengeringan, setelah dibersihkan, kulit dijemur
selama 3-4 hari sehingga lembaran kulit menjadi kering dan kembali
menggulung;
3.
penyortiran awal, kulit yang sudah kering
disortir kebersihan dan kadar airnya.
4.
Kulit yang masih kotor dibersihkan kembali.
Penyortiran juga dilakukan untuk memisahkan asal kulit yaitu kulit yang berasal
dari batang akan menghasilkan mutu A, dari cabang menghasilkan mutu B dari
ranting menghasilkan mutu C;
5.
pemotongan, setelah diikat kulit kayu manis
dicelupkan beberapa saat dalam air dan dipotong dengan gergaji menurut ukuran
yang dikehendaki pasar biasanya antara 5
- 7,5 cm. Tujuan pencelupan ini hanya untuk mengurangi pecahan kulit
saat dipotong;
6.
penyortiran akhir, setelah dipotong hasil
potongan kembali disorttasi. Sortasi disini hanya untuk mendapatkan panjang
potongan yang seragam;
7.
pengepakan, setelah disortasi sesuai keseragaman
dan ukuran, selanjutnya kayu manis dikemas dalam peti. Sedangkan pecahan dan debu
kayu manis hasil dari penggergajian dikemas dalam karung, yangdidalam
perdagangan produk pecahan disebut kelas broken dan debunya disebut dust;
8.
penyimpanan, dilakukan ditempat yang memenuhi
syarat sehingga tidak terkontaminasi oleh kotoran, serangga dan tikus.
MINYAK ASIRI
Minyak asiri kayu manis merupakan produk samping
dari tanaman kayu manis. Minyak ini mengandung bahan kimia organik yang membentuk
aroma khas. Minyak asiri dapat diperoleh dari kulit ranting dan daun. Minyak
asiri kayu manis banyak diminta oleh Amerika Serikat dan Eropa untuk keperluan industri
makanan, minuman maupun farmasi.
OLEORESIN
Oleoresin kayu manis sudah mulai digunakan sejak
awal abad 19. Kandungan oleoresin menjadi lebih baik dibanding produk aslinya
seperti kulit atau bubuknya. Keuntungan dari oleoresin dibanding produk aslinya
adalah, hampir seluruh bagian tanaman dapat dimanfaatkan, volume ekspor berkurang,
nilai bisa tetap atau lebih tinggi karena tidak membutuhkan banyak ruang,
kemasannya kecil, sisa hasil olahannya dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan lain
seperti pupuk serta tidak akan rusak karena kontaminasi.
Cara mendapatkan oleoresin kayu manis dapat
dilakukan melalui ekstraksi.
Tahapan ekstraksi kayu manis sehingga mendapatkan
oleoresin sebagai berikut:
·
baku kayu manis yang dipergunakan sebagai bahan
baku dihancurkan untuk memudahkan bahan pelarut masuk kedalam tahap ekstraksi berikutnya;
·
bahan baku yang telah dihancurkan dimasukkan
kedalam ruang ekstraksi untuk menghindarkan menguapan minyak asiri, seluruh
bahan baku harus terendam dalam bahan pelarut;
·
alirkan hasil ekstraksi yang merupakan bahan
pelarut dan oleoresin ke dalam ruang pemisah dari kedua bahan tersebut.
Pemisahan dilakukan dalam ruang vakum (hampa udara);
·
masukkan oelooresin yang sudah terpisah dari
bahan pelarut ke dalam botol atau kemasan lain pada saat keadaannya masih panas
dan cair.
BUBUK KAYU
MANIS
Bubuk kayu manis mempunyai sifat yang sama dengan
kulit kayu manis karena merupakan produk lanjutan dari kulit kayu manis. Bubuk
ini mengandung minyak asiri, berasa pedas dan mengandung bahan mineral dan kimia
organik seperti protein, karbohidrat dan lemak. Untuk mendapatkan bubuk kayu
manis dapat dilakukan dengan cara menggiling kulit kayu manis kering. Selain
melalui penggilingan, bubuk kayu manis dapat diperoleh dari debu hasil
penggergajian kulit kayu manis. Bubuk kayu manis ini biasanya dikemas dalam
karung.
CARA TEKNIS PANDUAN LENGKAP BUDIDAYA TANAMAN KAYU MANIS
Kayu Manis (Cinnamomum verum, sin. C. zeylanicum)
ialah sejenis pohon penghasil rempah-rempah. Termasuk ke dalam jenis
rempah-rempah yang amat beraroma, manis, dan pedas. Orang biasa menggunakan
rempah-rempah dalam makanan yang dibakar manis, anggur panas. Kayu manis adalah
salah satu bumbu makanan tertua yang digunakan manusia. Bumbu ini digunakan di
Mesir Kuno sekitar 5000 tahun yang lalu, dan disebutkan beberapa kali di dalam
kitab-kitab Perjanjian Lama. Kayu manis juga secara tradisional dijadikan
sebagai suplemen untuk berbagai penyakit, dengan dicampur madu, misalnya untuk
pengobatan penyakit radang sendi, kulit, jantung, dan perut kembung.
Beberapa spesies kayu manis yang dijual di pasaran
di antaranya:
·
Cinnamomum verum'(True cinnamon, Sri Lanka
cinnamon atau Ceylon cinnamon).
·
C. burmannii (korintje, kasiavera, atau
Indonesian cinnamon).
·
C. loureiroi (Saigon cinnamon atau Vietnamese
cinnamon).
·
C. aromaticum (Cassia atau Chinese cinnamon).
Kulit manis Ceylon sering kali hanya menggunakan
kulit bagian dalam yang lebih tipis, lebih memiliki kesegaran, kurang padat,
lebih beraroma, dan lebih lembut dalam rasa daripada kasiavera. Kasiavera
memiliki rasa yang lebih kuat (sering lebih pedas) daripada kulit manis Sri
Lanka dan umumnya berwarna merah kecoklatan sedang hingga ringan, keras dan
bertekstur kayu, serta lebih tebal (2–3 mm (0,079–0,12 inci) dan menggunakan
seluruh lapisan kulitnya.
PERSIAPAN LAHAN
Lahan untuk penanaman kayu manis harus bersih dari
semak dan gulma. Sisa perakaran dibersihkan dari lahan, selanjutnya lahan
dicangkul sebanyak dua kali agar tekstur tanah gembur. Kedalaman pencangkulan
minimal 20 cm. Semakin dalam pencangkulan, maka pertumbuhan tanaman akan
semakin baik terutama di lokasi pembuatan lubang tanam, setelah dicangkul,
tanah diratakan kembali. Untuk sistem penanaman monokultur, jarak tanam bisa agak
rapat, sedang untuk penanaman sistem tumpangsari jarak tanam diperlebar (3 m x
3 m atau 4 m x 4 m).
Pada lahan
yang miring, setelah dibersihkan dari semak belukar dan gulma dan dicangkuli,
tanah diratakan dengan cara dibuat kontur atau teras untuk mencegah erosi.
Teras dibuat sesuai dengan jarak tanam yaitu dengan lebar sekitar 1,5 - 2
meter. Setelah ditentukan jarak tanamnya, selanjutnya lahan diberi ajir sebagai
tanda letak lubang tanaman. Lubang tanam yang ideal untuk kayu manis berukuran
50cm x 50cm x 50cm atau 40cm x 40cm x 40cm.
Tanah galian sebaiknya dipisahkan antara bagian
atas dan bagian bawah, batu atau sisa akar yang masih berada pada tanah galian
dibersihkan. Selanjutnya lubang tanam dibiarkan terbuka selama 1-2 bulan.
Setelah didiamkan 1-2 bulan, lubang tanam ditutup kembali dengan tanah galian. Namun
sebelum dimasukkan, tanah galian bagian bawah dicampur dulu dengan pupuk
kandang sebanyak 20-30 kg/lubang. Masukkan terlebih dahulu tanah galian bagian
bawah, lalu disusul dengan tanah bagian atas. Penutupan lubang ini dilakukan
menjelang musim hujan.
PENYIAPAN
BIBIT KAYU MANIS
Bibit kayu manis dapat berasal dari; 1) bibit asal
biji, yang akan ditanam sebaiknya sudah berumur 8-12 bulan di pesemaian,
kemudian dicabut perlahan dengan menyertakan tanah pada perakaran bibit; 2)
bibit asal tunas yaitu tunas yang sudah ditebang dapat ditanam di kebun setelah
ditumbuhi
akar. Selain berakar tunas ini tingginya harus
sudah mencapai 50-60 cm (jika terlalu tinggi tunas tidak tahan dengan hembusan
angin).
Setelah dipisahkan dari batang pokoknya, tunas
harus diberi perlakuan agar tidak mati atau kering sebelum ditanam, yaitu
dengan membungkus bagian perakaran tunas dengan tanah. Bibit dari tunas harus
sehat, daunnya dalam keadaan tua dan umurnya minimal 6 bulan; dan 3) bibit asal
stek, harus
sehat, memiliki pertumbuhan yang baik dan memiliki
tinggi sekitar 50-60 cm.
PEMBIBITAN
KAYU MANIS
Benih dapat disemaikan di lapangan maupun di
polibag. Lokasi pembibitan sebaiknya dekat jalan, dekat sumber air, dekat
daerah penanaman, dan tanahnya relatif subur. Bila benih disemaikan dilapangan,
tanah dipacul dua kali sedalam 20-30 cm, digaru, dihaluskan, seradibersihkan
dari sisa tanaman yang ada. Kemudian dicampur pupuk kandang yang sudah matang
sebanyak 2 kaleng minyak tanah/m2, dan
dibuat bedeng memanjang ke arah utara-selatan dengan ukuran lebar 1-1,20 m dan
panjang sesuai kondisi lapangan.
Setiap bedengan dibatasi parit drainase sekaligus
berfungsi sebagai jalan untuk memudahkan pekerjaan menanam, menyiram, dan
memindahkan bibit. Lebar selokan 30 cm dengan kedalaman 20 cm. Bagian atas
persemaian dilapisi pasir setebal 5 cm. Setelah itu biji dengan jarak tanam 5
cm,
penyiraman dilakukan secara rutin.
Setelah benih berkecambah pada 1-2 minggu, tanaman
diberi naungan untuk mencegah kematian bibit akibat sengatan sinar matahari
langsung. Setelah mempunyai 3 pasang daun tanaman dapat dipindahkan ke polibag
berukuran 20 cm x 30 cm (bibit berumur 3 bulan). Media polibag dapat berupa
tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan 1:2. Polibag ditempatkan di bawah naungan
dan disiram setiap hari.
Setelah bibit berumur 8-12 bulan dengan tinggi
60-80 cm, bibit sudah siap dipindahkan ke lapangan. Bila benih langsung disemai
di polibag, gunakan polibag berdiameter 10 cm dan tinggi 15 cm, media yang
digunakan sama. Kemudian setiap polibag ditanami satu benih dan disiram. Benih
akan berkecambah dalam 1-2 minggu. Bibit di polibag tetap disiram setiap hari sampai
siap dipindah ke lapangan pada umur 8-12 bulan.
PENANAMAN
KAYU MANIS
Ada dua sistem penanaman kayu manis yang dapat
dilakukan adalah:
1.
Sistem monokultur yaitu sistem
pertanaman dimana lahan hanya ditanami satu jenis tanaman saja, dengan
menggunakan jarak tanam 1,5 m x 1,5 m (jumlah tanaman 4.400 pohon/ ha);
dan
2.
Sistem tumpang sari, yaitu sistem
pertanaman dimana lahan pertanaman ditanamani lebih dari satu macam tanaman.
Jenis tanaman yang umumnya digunakan antara lain palawija, sayur, buah, kopi
dan cengkih. Untuk penanaman sistem tumpang sari, jarak tanam lebih lebar yaitu
2 m x 2 m; 2,5 m x 2,5 m; 3 m x 3 m; 4 m x 4 m atau 5 m x 5 m. Bila menggunakan
tanaman palawija, sayur atau buah semusim, jarak tanam yang dipergunakan lebih
rapat bila dibanding dengan tanaman buah, tahunan atau tanaman perkebunan
lainnya.
WAKTU TANAM
KAYU MANIS
Waktu yang tepat untuk penanaman adalah pada saat
musim hujan. Hal ini disebabkan karena kayu manis pada saat beberapa bulan
setelah tanam memerlukan naungan dan air yang cukup.
Cara Tanam
Kayu Manis
Setelah dibuat lubang, bibit dapat diletakkan dibagian
tengah, lalu ditimbun tanah. Timbunan tanah harus padat agar kuat menahan
terpaan angin dan hujan. Selain tanah dipadatkan, bibit juga diberi ajir. Untuk
bibit yang berasal dari tunas, penanamannya agak miring. Jumlah daun sebaiknya dikurangi untuk
mencegah penguapan yang berlebihan dan dapat tumbuh tunas-tunas baru.
PEMELIHARAAN
KAYU MANIS
1. Penyulaman
Kayu Manis
Setelah bibit kayu manis ditanam, tidak semua akan
tumbuh baik. Bibit yang pertumbuhannya kurang baik atau mati harus segera
diganti dengan bibit yang baru. Penyulaman dilakukan setelah tanaman ditanam
sekitar tiga bulan, namun waktu paling tepat untuk penyulaman adalah saat musim
hujan.
2. Pemupukan
Kayu Manis
Seperti tanaman lain, untuk pertumbuhan kayu manis
membutuhkan unsur hara tanaman. Selain langsung dari tanah, unsur hara dapat
dipenuhi melalui pemupukan. Jenis pupuk yang dianjurkan antara lain pupuk
tunggal seperti Urea, TSP dan KCl atau pupuk majemuk seperti NPK. Bila
menggunakan pupuk tunggal, pupuk tersebut dicampur merata dahulu sebelum
diberikan dengan perbandingan Urea : TSP : KCl sebesar 2 : 1 : 1.
Pemberian pupuk tanaman kayu manis sebaiknya pada
umur 3-4 bulan setelah tanam dengan frekuensi dua kali setahun yaitu pada saat
awal dan akhir musim hujan agar pupuk dapat cepat larut dalam tanah sehingga
dapat segera diserap oleh akar tanaman. Bila menggunakan campuran pupuk
tunggal, dosis pada pemupukan awal (umur 3-4 bulan)
sebanyak 150gr/pohon.
Semakin bertambah umur tanaman, dosis pupuk semakin
ditingkatkan yaitu untuk tanaman berumur tiga tahun pupuk yang diperlukan
sebanyak 1 kg/pohon. Untuk pupuk majemuk NPK, dosis pemupukan disesuaikan
dengan umur tanaman. Pemupukan NPK awal dimulai sejak tanaman berumur enam minggu
setelah ditanam, selanjutnya pada umur satu tahun pemupukan dilakukan dua kali,
dan pada umur selanjutnya pemupukan dilakukan sekali tahun.
Dosis pemupukan dengan pupuk majemuk NPK adalah
sebagai berikut:
umur 1,5 bulan sebanyak 20 g/pohon, umur 6 bulan
sebanyak 50 g/pohon, umur 1 tahun sebanyak 125 g/pohon, umur 2 tahun sebanyak
250 g/pohon, umur 3 tahun sebanyak 500 g/pohon, umur 4 tahun sebanyak 750
g/pohon, umur 5 tahun sebanyak 1 kg/pohon dan diata 5 tahun sebanyak 1,5-2,5
kg/pohon.
Cara pemupukan dapat dilakukan dengan dua cara
yaitu dibenamkan dalam lubang tugalan atau pada alur di sekeliling tanaman.
Namun sebelum dilakukan pemupukan, gulma yang tumbuh disekitar tanaman harus dibersihkan
terlebih dahulu, selanjutnya tanah digemburkan
terlebih dahulu sebelum dipupuk agar penyerapan pupuk lebih cepat.
3. Penyiangan
GulMA Tanaman Kayu Manis
Penyiangan gulma sangat diperlukan agar pertumbuhan
kayu manis tidak bersaing dengan gulma tanaman. Setiap bulan gulma di bersihkan
dengan menggunakan cangkul, setelah tanaman berumur 2-4 tahun, penyiangan cukup
dilakukan tiga bulan sekali, setelah lebih dari 4 tahun tanaman disiangi tiap
4-6 bulan sekali sesuai pertumbuhan tanaman yang melambat sesuai dengan makin
tua umur tanaman tajuk tanaman sudah saling menutupi sehingga menghambat
pertumbuhan gulma yang memerlukan sinar matahari. Bersamaan dengan penyiangan
tanaman, dilakukan pula penggemburan dan pembubunan.
Penggemburan tanah dibutuhkan agar penyerapan unsur
hara oleh akar meningkat, penggemburan tanah dilakukan sebelum pemupukan agar
unsur hara dapat terserap tanaman dengan baik, Sedang pembubunan dilakukan agar
bagian perakaran tanaman yang terbuka dapat tertutup kembali sehingga terhindar
dari penularan penyakit lewat akar dan penyerapan unsur hara oleh akar menjadi
optimal. Pembumbunan dilakukan setelah penggemburan tanah.
4. Penjarangan
Tanaman Kayu Manis
Penjarangan merupakan salah satu bagian kegiatan
pemeliharaan dan pemanenan, hal ini dimaksudkan tanaman yang dijarangkan
merupakan hasil panen sebelum panen total dengan penebangan seluruh tanaman.
Bila jarak penanaman rapat, maka harus dilakukan penjarangan agar sinar
matahari dapat diserap tanaman secara baik. Bila hal ini tidak dilakukan,
dengan tanaman yang rapat, maka sinar matahari tidak masuk sampai ke bagian dalam
tajuk tanaman yang menyebabkan kelembaban akan terjadi disekitar tajuk tanaman
yang menyebabkan mudahnya tanaman terserang penyakit dan pertumbuhan tanaman
terhambat dan mengakibatkan pertumbuhan tanaman terhambat dan menurunnya
kualitas kulit kayu manis.
Tujuan lain dari penjarangan adalah agar tanaman
tumbuh lurus, menghambat pertumbuhan cabang, dan menghinadari terjadinya erosi.
Dengan sistim penjarangan yang baik, maka tanah akan tetap terlindung sehingga
konservasi tanah dan air tetap terjamin. Penjarangan sebaiknya dilakukan dua
kali yaitu pada saat tanaman berumur 6 tahun dan 10 tahun. Dari hasil
penjarangan pertama dan kedua akan mengasilkan tunas baru, tunas-tunas tersebut
dapat dipertahankan dan dirawat untuk dijadikan bibit, namun tidak semua tunas
dijadikan bibit, hanya sekitar 4-7 tunas saja yang baik dan berakar baik.
Teknik penjarangan dilakukan dengan cara sebagai
berikut:
tanaman ditebang dengan parang atau gergaji pada
ketinggian 25-30 cm dari permukaan
tanah, selanjutnya tunggul ditimbun tanah hingga sekitar 10-15 cm agar nantinya
tumbuh tunas-tunas baru yang nantinya dapat dimanfaatkan sebagai bibit tanaman.
PANEN KAYU
MANIS
Panen merupakan salah satu rangkaian dari kegiatan
budidaya Kayu manis (Cinnamomum zeylanicum). Mengingat produk kayu manis sangat
spesifik yaitu berupa kulit kayu, tentunya dalam melakukan panen kulit kayu
manis memerlukan penanganan yang spesifik pula diantaranya dengan cara menebang
pohonnya atau mengelupas kulit kayunya. Sampai saat ini kayu manis merupakan
salah satu komoditi perkebunan yang dibutuhkan banyak negara sebagai bahan
penyedap makanan dan minuman, untuk industri farmasi dan kosmetika yang mutunya
sangat ditentukan oleh banyak faktor diantaranya umur panen, waktu panen,
sistem panen, teknik pemanenan dan pengelupasan kulit.
a. Umur Panen Tanaman Kayu Manis
Umur panen sangat mempengaruhi produksi kulit kayu
manis. Semakin tua umur tanaman maka hasil kulit kayunya akan lebih tebal
sehingga produksinyapun akan lebih tinggi. Untuk mendapatkan kualitas kulit
kayu manis yang ditinjau dari bentuk stick, umur ideal untuk dipanen adalah
6-12 tahun. Hal ini disebabkan kulit tanaman belum begitu tebal sehingga kulit kayu
dapat menggulung dengan baik. Jika ditinjau dari kandungan minyak asiri, makin
tua umur tanaman maka kandungan minyak asirinya makin tinggi pula yang
dicontohkan dengan tanaman kayu manis usia 20 tahun kandungan minyak asirinya
mencapai 3,5 - 4,5 % sebesar.
b. Waktu Panen Tanaman Kayu Manis
Saat panen kayu manis terbaik ditandai oleh warna
daun yang sudah menjadi hijau tua dan tumbuhnya pucuk baru. Jika tanaman sudah
mempunyai tanda-tanda tersebut biasanya sudah cukup banyak aliran getah diantara
kayu dan kulit sehingga kulit mudah terkelupas dan segera dapat dipanen.
Mengingat kulit yang diperdagangkan dalam bentuk kulit kering, maka waktu
terbaik untuk memanen atau menguliti tanaman kayu manis adalah saat menjelang musim
hujan agar setelah panen, kulit kayu dapat langsung dijemur.
c. Sistem Panen Kayu Manis
Sistem panen sangat menentukan mutu kayu manis yang
dihasilkan, bila dalam panen kurang benar maka mutu kayu manis akan turun. Ada
tiga sistem panen yang dapat dilakukan yaitu: sistem tebang sekaligus, sistem situmbuk
dan sistem batang dipukuli sebelum ditebang. Sistem tebang sekaligus, sistem
ini sangat umum dilakukan oleh petani kayu manis, caranya dengan memotong
langsung tanaman hingga dekat tanah, setelah itu dikuliti.
Sistem situmbuk, disebut situmbuk karena cara ini
dikembangkan oleh petani di daerah Situmbuk, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera
Barat. Pada sistem ini, dua bulan sebelum tanaman ditebang kulit batang tanaman
dikupas melingkar mulai dari ketinggian 5 cm dari pangkal batang hingga 80-100
cm. Selanjutnya tanaman ditebang pada ketinggian 5 cm dari pangkal batang.
Tujuan menyisakan pangkal batang ini adalah untuk
menumbuhkan tunas baru yang selanjutnya dapat dijadikan bibit. Sistem batang
dipukuli sebelum ditebang, Sistem ini dikembangkan petani di daerah Sungayang,
Kabupaten tanah Datar Sumatera Barat, dimana cara memanen kayu manis dilakukan dengan
memukuli kulit batang secara melingkar. Dengan cara ini diharapkan kulit yang
akan diperoleh lebih tebal.
Bertambahnya ketebalan kulit karena pada bekas
pukulan terjadi keretakan pada kulit, selanjuatanya dari retakan kulit tersebut
akan tumbuh kalus baru sehingga kulit kayu tampak ada pembengkakan. Pemukulan
batang dilakukan dua bulan sebelum tanaman dikuliiti dengan menggunakan pemukul
dari kayu.
d. Cara Panen
Panen kulit kayu manis dapat dilakukan sejak
tanaman berumur muda, yang bertujuan untuk penjarangan. Penjarangan dilakukan
dengan pertimbangan beberapa faktor antara lain kesuburan lahan, perkembangan
musim, letak kebun diatas permukaan laut. Semakin tinggi letak kebun, maka akan
semakin lambat pertumbuhannya. Panen penjarangan, panen ini dilakukan pada saat
tanaman berumur 2-3 tahun, dengan tujuan untuk penjarangan tanaman, karena
jarak tanaman sudah terlalu rapat, agar tanaman tumbuh lurus dan pertumbuhan
cabang terhambat, serta untuk membuang tanaman yang sakit dan tanaman yang
pertumbuhannya terlambat. Pada pertanaman kayu manis biasanya dilakukan dua
kali penjarangan, namun jika penjarangan sudah dimulai sejak umur 2-3 tahun
maka frekuensi penjarangan bisa tiga kali sebelum penebangan total. Interval
penjarangan yang baik adalah 3-5 tahun.
Cara penjarangan dilakukan hanya dalam baris
tanaman dan tanaman yang ditebang pada ketinggian 5-10 cm dari permukaan tanah
atau leher akar. Hal ini dilakukan agar pangkal batang yang tidak ditebang akan
bisa menumbuhkan tunas-tunas baru. Panen total, yaitu tanaman yang ada dikebun
seluruhnya ditebang, termasuk tunas yang dibairkan tumbuh dari pangkal batang
bekas penjarangan pertama dan kedua. Panen total biasanya dilakukan setelah
tanaman berumur 15 tahun, Cara panen seperti pada penjarangan yaitu ditebang
pada ketinggian 5-10 cm.
e. Pengelupasan
Kulit Kayu
Pengelupasan kulit kayu manis, dapat dilakukan
dengan dua cara yaitu dengan cara pengulitan sebelum tanaman ditebang dan
pengulitan setelah ditebang. Pengulitan sebelum ditebang, cara ini pengelupasan
sebelum ditebang dianggap lebih praktis jika dibanding setelah ditebang.
Kebersihan
kulit akan tetap terjamin karena batang tanaman
belum menyentuh tanah jadi belum kotor. Untuk meperoleh kulit kayu bermutu baik
(bagian luarnya tampak bersih), sebaiknya sebelum pengulitan, kulit yang masih
melekat pada tanaman dibersihkan dari lumut/kotoran dengan cara dikerok,
sehingga kulit tampak hijau kekuningan dan permukaan luarnya licin.
Setelah dibersihkan, kulit dikerat melingkari
batang pada ketinggian 5-10 cm diatas leher akar dan pada ketinggian 100 cm
dari keratan pertama. Selanjutnya pada kulit diantara batas keratan bawah dan
atas ditoreh tegak lurus dalam bentuk garis-garis dengan jarak sekitar 5-10 cm, lalu dengan
menggunakan pisau pengungkit, kulit dicungkil dari
lingkaran atas dan ditarik ke bawah. Sehingga diperoleh kulit selebar 5-10 cm
dan panjang 100 cm. Pengulitan setelah ditebang, pengulitan setelah tanaman
ditebang banyak dilakukan petani di Indonesia. Caranya setelah ditebang batang
kayu dipukul-pukul untuk memudahkan pengelupasan. Kulit kayu yang dihasilkan
dengan cara ini, berkualitas rendah (kualitas C) bahkan setelah dijemur
berwarna hitam
f. Pasca Panen Kayu Manis
Pengolahan merupakan salah satu rangkaian dari
kegiatan pasca panen kayu manis (Cinnamomum zeylanicum). Pengolahan bertujuan
untuk mendapatkan produk kayu manis yang siap diperdagangkan. Kegiatan
pengolahan sangat penting sebagai lanjutan setelah kulit kayu manis dipanen dan
selanjutnya diproses agar menjadi produk siap jual. Untuk menghasilkan produk
siap jual, maka pengolahan harus dilakukan dengan baik agar memperoleh produk bermutu
baik karena akan berpengaruh pada tingkat harga jual. Kulit kayu manis yang kurang bersih dan penjemuran yang kurang
berhasil yang menyebabkan kulit kayu manis berjamur, hal akan berdampak pada kualitas
produk yang rendah dan harganyapun juga rendah. Sebagai produk perdagangan, ada
beberapa bentuk produk kayu manis antara lain berupa kulit kayu, minyak asiri,
oleoresin dan bubuk kayu manis.
KULIT KAYU
MANIS
Produk kayu manis merupakan hasil utama dari kayu
manis. Produk ini berupa potongan kulit yang dikeringkan. Sampai saat ini kulit
kayu manis merupakan komoditas ekspor
penghasil devisa yang dapat diandalkan bersaing dengan India, Srilanka,
Vietnam dan RRC. Untuk memenuhi mutu internasional, pengusaha mengolah kembali
(upgrading) kulit kayu manis yang dihasilkan oleh produsen melalui perlakukan
sebagai berikut:
1.
pencucian
dan pembersihan, kegiatan ini dilakukan dengan cara merendam kulit kayu
dalam air selama 12 jam agar kulit yang sudah kering menjadi lemas sehingga
gulungannya terbuka. Selanjutnya kulit yang sudah terbuka tersebut digosok
dengan kain untuk menghilangkan kotoran yang menempel pada kulit;
2.
pengeringan, setelah dibersihkan, kulit dijemur
selama 3-4 hari sehingga lembaran kulit menjadi kering dan kembali
menggulung;
3.
penyortiran awal, kulit yang sudah kering
disortir kebersihan dan kadar airnya.
4.
Kulit yang masih kotor dibersihkan kembali.
Penyortiran juga dilakukan untuk memisahkan asal kulit yaitu kulit yang berasal
dari batang akan menghasilkan mutu A, dari cabang menghasilkan mutu B dari
ranting menghasilkan mutu C;
5.
pemotongan, setelah diikat kulit kayu manis
dicelupkan beberapa saat dalam air dan dipotong dengan gergaji menurut ukuran
yang dikehendaki pasar biasanya antara 5
- 7,5 cm. Tujuan pencelupan ini hanya untuk mengurangi pecahan kulit
saat dipotong;
6.
penyortiran akhir, setelah dipotong hasil
potongan kembali disorttasi. Sortasi disini hanya untuk mendapatkan panjang
potongan yang seragam;
7.
pengepakan, setelah disortasi sesuai keseragaman
dan ukuran, selanjutnya kayu manis dikemas dalam peti. Sedangkan pecahan dan debu
kayu manis hasil dari penggergajian dikemas dalam karung, yangdidalam
perdagangan produk pecahan disebut kelas broken dan debunya disebut dust;
8.
penyimpanan, dilakukan ditempat yang memenuhi
syarat sehingga tidak terkontaminasi oleh kotoran, serangga dan tikus.
MINYAK ASIRI
Minyak asiri kayu manis merupakan produk samping
dari tanaman kayu manis. Minyak ini mengandung bahan kimia organik yang membentuk
aroma khas. Minyak asiri dapat diperoleh dari kulit ranting dan daun. Minyak
asiri kayu manis banyak diminta oleh Amerika Serikat dan Eropa untuk keperluan industri
makanan, minuman maupun farmasi.
OLEORESIN
Oleoresin kayu manis sudah mulai digunakan sejak
awal abad 19. Kandungan oleoresin menjadi lebih baik dibanding produk aslinya
seperti kulit atau bubuknya. Keuntungan dari oleoresin dibanding produk aslinya
adalah, hampir seluruh bagian tanaman dapat dimanfaatkan, volume ekspor berkurang,
nilai bisa tetap atau lebih tinggi karena tidak membutuhkan banyak ruang,
kemasannya kecil, sisa hasil olahannya dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan lain
seperti pupuk serta tidak akan rusak karena kontaminasi.
Cara mendapatkan oleoresin kayu manis dapat
dilakukan melalui ekstraksi.
Tahapan ekstraksi kayu manis sehingga mendapatkan
oleoresin sebagai berikut:
·
baku kayu manis yang dipergunakan sebagai bahan
baku dihancurkan untuk memudahkan bahan pelarut masuk kedalam tahap ekstraksi berikutnya;
·
bahan baku yang telah dihancurkan dimasukkan
kedalam ruang ekstraksi untuk menghindarkan menguapan minyak asiri, seluruh
bahan baku harus terendam dalam bahan pelarut;
·
alirkan hasil ekstraksi yang merupakan bahan
pelarut dan oleoresin ke dalam ruang pemisah dari kedua bahan tersebut.
Pemisahan dilakukan dalam ruang vakum (hampa udara);
·
masukkan oelooresin yang sudah terpisah dari
bahan pelarut ke dalam botol atau kemasan lain pada saat keadaannya masih panas
dan cair.
BUBUK KAYU
MANIS
Bubuk kayu manis mempunyai sifat yang sama dengan
kulit kayu manis karena merupakan produk lanjutan dari kulit kayu manis. Bubuk
ini mengandung minyak asiri, berasa pedas dan mengandung bahan mineral dan kimia
organik seperti protein, karbohidrat dan lemak. Untuk mendapatkan bubuk kayu
manis dapat dilakukan dengan cara menggiling kulit kayu manis kering. Selain
melalui penggilingan, bubuk kayu manis dapat diperoleh dari debu hasil
penggergajian kulit kayu manis. Bubuk kayu manis ini biasanya dikemas dalam
karung.