background img

CARA TEKNIS

CARA TEKNIS PANDUAN LENGKAP BUDIDAYA TANAMAN KAYU MANIS

Kayu Manis (Cinnamomum verum, sin. C. zeylanicum) ialah sejenis pohon penghasil rempah-rempah. Termasuk ke dalam jenis rempah-rempah yang amat beraroma, manis, dan pedas. Orang biasa menggunakan rempah-rempah dalam makanan yang dibakar manis, anggur panas. Kayu manis adalah salah satu bumbu makanan tertua yang digunakan manusia. Bumbu ini digunakan di Mesir Kuno sekitar 5000 tahun yang lalu, dan disebutkan beberapa kali di dalam kitab-kitab Perjanjian Lama. Kayu manis juga secara tradisional dijadikan sebagai suplemen untuk berbagai penyakit, dengan dicampur madu, misalnya untuk pengobatan penyakit radang sendi, kulit, jantung, dan perut kembung.

Beberapa spesies kayu manis yang dijual di pasaran di antaranya:
·      Cinnamomum verum'(True cinnamon, Sri Lanka cinnamon atau Ceylon cinnamon).
·      C. burmannii (korintje, kasiavera, atau Indonesian cinnamon).
·      C. loureiroi (Saigon cinnamon atau Vietnamese cinnamon).
·      C. aromaticum (Cassia atau Chinese cinnamon).

Kulit manis Ceylon sering kali hanya menggunakan kulit bagian dalam yang lebih tipis, lebih memiliki kesegaran, kurang padat, lebih beraroma, dan lebih lembut dalam rasa daripada kasiavera. Kasiavera memiliki rasa yang lebih kuat (sering lebih pedas) daripada kulit manis Sri Lanka dan umumnya berwarna merah kecoklatan sedang hingga ringan, keras dan bertekstur kayu, serta lebih tebal (2–3 mm (0,079–0,12 inci) dan menggunakan seluruh lapisan kulitnya.


PERSIAPAN LAHAN

Lahan untuk penanaman kayu manis harus bersih dari semak dan gulma. Sisa perakaran dibersihkan dari lahan, selanjutnya lahan dicangkul sebanyak dua kali agar tekstur tanah gembur. Kedalaman pencangkulan minimal 20 cm. Semakin dalam pencangkulan, maka pertumbuhan tanaman akan semakin baik terutama di lokasi pembuatan lubang tanam, setelah dicangkul, tanah diratakan kembali. Untuk sistem penanaman monokultur, jarak tanam bisa agak rapat, sedang untuk penanaman sistem tumpangsari jarak tanam diperlebar (3 m x 3 m atau 4 m x 4 m).

Pada  lahan yang miring, setelah dibersihkan dari semak belukar dan gulma dan dicangkuli, tanah diratakan dengan cara dibuat kontur atau teras untuk mencegah erosi. Teras dibuat sesuai dengan jarak tanam yaitu dengan lebar sekitar 1,5  -  2 meter. Setelah ditentukan jarak tanamnya, selanjutnya lahan diberi ajir sebagai tanda letak lubang tanaman. Lubang tanam yang ideal untuk kayu manis berukuran 50cm x 50cm x 50cm atau 40cm x 40cm x 40cm. 

Tanah galian sebaiknya dipisahkan antara bagian atas dan bagian bawah, batu atau sisa akar yang masih berada pada tanah galian dibersihkan. Selanjutnya lubang tanam dibiarkan terbuka selama 1-2 bulan. Setelah didiamkan 1-2 bulan, lubang tanam ditutup kembali dengan tanah galian. Namun sebelum dimasukkan, tanah galian bagian bawah dicampur dulu dengan pupuk kandang sebanyak 20-30 kg/lubang. Masukkan terlebih dahulu tanah galian bagian bawah, lalu disusul dengan tanah bagian atas. Penutupan lubang ini dilakukan menjelang musim hujan.


PENYIAPAN BIBIT KAYU MANIS

Bibit kayu manis dapat berasal dari; 1) bibit asal biji, yang akan ditanam sebaiknya sudah berumur 8-12 bulan di pesemaian, kemudian dicabut perlahan dengan menyertakan tanah pada perakaran bibit; 2) bibit asal tunas yaitu tunas yang sudah ditebang dapat ditanam di kebun setelah ditumbuhi
akar. Selain berakar tunas ini tingginya harus sudah mencapai 50-60 cm (jika terlalu tinggi tunas tidak tahan dengan hembusan angin).

Setelah dipisahkan dari batang pokoknya, tunas harus diberi perlakuan agar tidak mati atau kering sebelum ditanam, yaitu dengan membungkus bagian perakaran tunas dengan tanah. Bibit dari tunas harus sehat, daunnya dalam keadaan tua dan umurnya minimal 6 bulan; dan 3) bibit asal stek, harus
sehat, memiliki pertumbuhan yang baik dan memiliki tinggi sekitar 50-60 cm.


PEMBIBITAN KAYU MANIS

Benih dapat disemaikan di lapangan maupun di polibag. Lokasi pembibitan sebaiknya dekat jalan, dekat sumber air, dekat daerah penanaman, dan tanahnya relatif subur. Bila benih disemaikan dilapangan, tanah dipacul dua kali sedalam 20-30 cm, digaru, dihaluskan, seradibersihkan dari sisa tanaman yang ada. Kemudian dicampur pupuk kandang yang sudah matang sebanyak 2 kaleng minyak  tanah/m2, dan dibuat bedeng memanjang ke arah utara-selatan dengan ukuran lebar 1-1,20 m dan panjang sesuai kondisi lapangan.

Setiap bedengan dibatasi parit drainase sekaligus berfungsi sebagai jalan untuk memudahkan pekerjaan menanam, menyiram, dan memindahkan bibit. Lebar selokan 30 cm dengan kedalaman 20 cm. Bagian atas persemaian dilapisi pasir setebal 5 cm. Setelah itu biji dengan jarak tanam 5 cm,
penyiraman dilakukan secara rutin.

Setelah benih berkecambah pada 1-2 minggu, tanaman diberi naungan untuk mencegah kematian bibit akibat sengatan sinar matahari langsung. Setelah mempunyai 3 pasang daun tanaman dapat dipindahkan ke polibag berukuran 20 cm x 30 cm (bibit berumur 3 bulan). Media polibag dapat berupa tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan 1:2. Polibag ditempatkan di bawah naungan dan disiram setiap hari. 

Setelah bibit berumur 8-12 bulan dengan tinggi 60-80 cm, bibit sudah siap dipindahkan ke lapangan. Bila benih langsung disemai di polibag, gunakan polibag berdiameter 10 cm dan tinggi 15 cm, media yang digunakan sama. Kemudian setiap polibag ditanami satu benih dan disiram. Benih akan berkecambah dalam 1-2 minggu. Bibit di polibag tetap disiram setiap hari sampai siap dipindah ke lapangan pada umur 8-12 bulan.

PENANAMAN KAYU MANIS

Ada dua sistem penanaman kayu manis yang dapat dilakukan adalah: 
1.    Sistem monokultur yaitu sistem pertanaman dimana lahan hanya ditanami satu jenis tanaman saja, dengan menggunakan jarak tanam 1,5 m x 1,5 m (jumlah tanaman 4.400 pohon/ ha); dan 
2.    Sistem tumpang sari, yaitu sistem pertanaman dimana lahan pertanaman ditanamani lebih dari satu macam tanaman. Jenis tanaman yang umumnya digunakan antara lain palawija, sayur, buah, kopi dan cengkih. Untuk penanaman sistem tumpang sari, jarak tanam lebih lebar yaitu 2 m x 2 m; 2,5 m x 2,5 m; 3 m x 3 m; 4 m x 4 m atau 5 m x 5 m. Bila menggunakan tanaman palawija, sayur atau buah semusim, jarak tanam yang dipergunakan lebih rapat bila dibanding dengan tanaman buah, tahunan atau tanaman perkebunan lainnya.

WAKTU TANAM KAYU MANIS

Waktu yang tepat untuk penanaman adalah pada saat musim hujan. Hal ini disebabkan karena kayu manis pada saat beberapa bulan setelah tanam memerlukan naungan dan air yang cukup.

Cara Tanam Kayu Manis

Setelah dibuat lubang, bibit dapat diletakkan dibagian tengah, lalu ditimbun tanah. Timbunan tanah harus padat agar kuat menahan terpaan angin dan hujan. Selain tanah dipadatkan, bibit juga diberi ajir. Untuk bibit yang berasal dari tunas, penanamannya agak  miring. Jumlah daun sebaiknya dikurangi untuk mencegah penguapan yang berlebihan dan dapat tumbuh tunas-tunas baru.


PEMELIHARAAN KAYU MANIS

1.  Penyulaman Kayu Manis

Setelah bibit kayu manis ditanam, tidak semua akan tumbuh baik. Bibit yang pertumbuhannya kurang baik atau mati harus segera diganti dengan bibit yang baru. Penyulaman dilakukan setelah tanaman ditanam sekitar tiga bulan, namun waktu paling tepat untuk penyulaman adalah saat musim hujan.

2.  Pemupukan Kayu Manis

Seperti tanaman lain, untuk pertumbuhan kayu manis membutuhkan unsur hara tanaman. Selain langsung dari tanah, unsur hara dapat dipenuhi melalui pemupukan. Jenis pupuk yang dianjurkan antara lain pupuk tunggal seperti Urea, TSP dan KCl atau pupuk majemuk seperti NPK. Bila menggunakan pupuk tunggal, pupuk tersebut dicampur merata dahulu sebelum diberikan dengan perbandingan Urea : TSP : KCl sebesar 2 : 1 : 1. 

Pemberian pupuk tanaman kayu manis sebaiknya pada umur 3-4 bulan setelah tanam dengan frekuensi dua kali setahun yaitu pada saat awal dan akhir musim hujan agar pupuk dapat cepat larut dalam tanah sehingga dapat segera diserap oleh akar tanaman. Bila menggunakan campuran pupuk
tunggal, dosis pada pemupukan awal (umur 3-4 bulan) sebanyak 150gr/pohon. 

Semakin bertambah umur tanaman, dosis pupuk semakin ditingkatkan yaitu untuk tanaman berumur tiga tahun pupuk yang diperlukan sebanyak 1 kg/pohon. Untuk pupuk majemuk NPK, dosis pemupukan disesuaikan dengan umur tanaman. Pemupukan NPK awal dimulai sejak tanaman berumur enam minggu setelah ditanam, selanjutnya pada umur satu tahun pemupukan dilakukan dua kali, dan pada umur selanjutnya pemupukan dilakukan sekali tahun.

Dosis pemupukan dengan pupuk majemuk NPK adalah sebagai berikut:
umur 1,5 bulan sebanyak 20 g/pohon, umur 6 bulan sebanyak 50 g/pohon, umur 1 tahun sebanyak 125 g/pohon, umur 2 tahun sebanyak 250 g/pohon, umur 3 tahun sebanyak 500 g/pohon, umur 4 tahun sebanyak 750 g/pohon, umur 5 tahun sebanyak 1 kg/pohon dan diata 5 tahun sebanyak 1,5-2,5 kg/pohon.

Cara pemupukan dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dibenamkan dalam lubang tugalan atau pada alur di sekeliling tanaman. Namun sebelum dilakukan pemupukan, gulma yang tumbuh disekitar tanaman harus dibersihkan terlebih dahulu, selanjutnya tanah  digemburkan terlebih dahulu sebelum dipupuk agar penyerapan pupuk lebih cepat.

3.  Penyiangan GulMA Tanaman Kayu Manis

Penyiangan gulma sangat diperlukan agar pertumbuhan kayu manis tidak bersaing dengan gulma tanaman. Setiap bulan gulma di bersihkan dengan menggunakan cangkul, setelah tanaman berumur 2-4 tahun, penyiangan cukup dilakukan tiga bulan sekali, setelah lebih dari 4 tahun tanaman disiangi tiap 4-6 bulan sekali sesuai pertumbuhan tanaman yang melambat sesuai dengan makin tua umur tanaman tajuk tanaman sudah saling menutupi sehingga menghambat pertumbuhan gulma yang memerlukan sinar matahari. Bersamaan dengan penyiangan tanaman, dilakukan pula penggemburan dan pembubunan. 

Penggemburan tanah dibutuhkan agar penyerapan unsur hara oleh akar meningkat, penggemburan tanah dilakukan sebelum pemupukan agar unsur hara dapat terserap tanaman dengan baik, Sedang pembubunan dilakukan agar bagian perakaran tanaman yang terbuka dapat tertutup kembali sehingga terhindar dari penularan penyakit lewat akar dan penyerapan unsur hara oleh akar menjadi optimal. Pembumbunan dilakukan setelah penggemburan tanah.

4.  Penjarangan Tanaman Kayu Manis

Penjarangan merupakan salah satu bagian kegiatan pemeliharaan dan pemanenan, hal ini dimaksudkan tanaman yang dijarangkan merupakan hasil panen sebelum panen total dengan penebangan seluruh tanaman. Bila jarak penanaman rapat, maka harus dilakukan penjarangan agar sinar matahari dapat diserap tanaman secara baik. Bila hal ini tidak dilakukan, dengan tanaman yang rapat, maka sinar matahari tidak masuk sampai ke bagian dalam tajuk tanaman yang menyebabkan kelembaban akan terjadi disekitar tajuk tanaman yang menyebabkan mudahnya tanaman terserang penyakit dan pertumbuhan tanaman terhambat dan mengakibatkan pertumbuhan tanaman terhambat dan menurunnya kualitas kulit kayu manis. 

Tujuan lain dari penjarangan adalah agar tanaman tumbuh lurus, menghambat pertumbuhan cabang, dan menghinadari terjadinya erosi. Dengan sistim penjarangan yang baik, maka tanah akan tetap terlindung sehingga konservasi tanah dan air tetap terjamin. Penjarangan sebaiknya dilakukan dua kali yaitu pada saat tanaman berumur 6 tahun dan 10 tahun. Dari hasil penjarangan pertama dan kedua akan mengasilkan tunas baru, tunas-tunas tersebut dapat dipertahankan dan dirawat untuk dijadikan bibit, namun tidak semua tunas dijadikan bibit, hanya sekitar 4-7 tunas saja yang baik dan berakar baik. 

Teknik penjarangan dilakukan dengan cara sebagai berikut:
tanaman ditebang dengan parang atau gergaji pada ketinggian 25-30 cm  dari permukaan tanah, selanjutnya tunggul ditimbun tanah hingga sekitar 10-15 cm agar nantinya tumbuh tunas-tunas baru yang nantinya dapat dimanfaatkan sebagai bibit tanaman.


PANEN KAYU MANIS

Panen merupakan salah satu rangkaian dari kegiatan budidaya Kayu manis (Cinnamomum zeylanicum). Mengingat produk kayu manis sangat spesifik yaitu berupa kulit kayu, tentunya dalam melakukan panen kulit kayu manis memerlukan penanganan yang spesifik pula diantaranya dengan cara menebang pohonnya atau mengelupas kulit kayunya. Sampai saat ini kayu manis merupakan salah satu komoditi perkebunan yang dibutuhkan banyak negara sebagai bahan penyedap makanan dan minuman, untuk industri farmasi dan kosmetika yang mutunya sangat ditentukan oleh banyak faktor diantaranya umur panen, waktu panen, sistem panen, teknik pemanenan dan pengelupasan kulit.

a.  Umur Panen Tanaman Kayu Manis

Umur panen sangat mempengaruhi produksi kulit kayu manis. Semakin tua umur tanaman maka hasil kulit kayunya akan lebih tebal sehingga produksinyapun akan lebih tinggi. Untuk mendapatkan kualitas kulit kayu manis yang ditinjau dari bentuk stick, umur ideal untuk dipanen adalah 6-12 tahun. Hal ini disebabkan kulit tanaman belum begitu tebal sehingga kulit kayu dapat menggulung dengan baik. Jika ditinjau dari kandungan minyak asiri, makin tua umur tanaman maka kandungan minyak asirinya makin tinggi pula yang dicontohkan dengan tanaman kayu manis usia 20 tahun kandungan minyak asirinya mencapai 3,5 - 4,5 % sebesar.

b.  Waktu Panen Tanaman Kayu Manis

Saat panen kayu manis terbaik ditandai oleh warna daun yang sudah menjadi hijau tua dan tumbuhnya pucuk baru. Jika tanaman sudah mempunyai tanda-tanda tersebut biasanya sudah cukup banyak aliran getah diantara kayu dan kulit sehingga kulit mudah terkelupas dan segera dapat dipanen. Mengingat kulit yang diperdagangkan dalam bentuk kulit kering, maka waktu terbaik untuk memanen atau menguliti tanaman kayu manis adalah saat menjelang musim hujan agar setelah panen, kulit kayu dapat langsung dijemur.

c.  Sistem Panen Kayu Manis

Sistem panen sangat menentukan mutu kayu manis yang dihasilkan, bila dalam panen kurang benar maka mutu kayu manis akan turun. Ada tiga sistem panen yang dapat dilakukan yaitu: sistem tebang sekaligus, sistem situmbuk dan sistem batang dipukuli sebelum ditebang. Sistem tebang sekaligus, sistem ini sangat umum dilakukan oleh petani kayu manis, caranya dengan memotong langsung tanaman hingga dekat tanah, setelah itu dikuliti.  

Sistem situmbuk, disebut situmbuk karena cara ini dikembangkan oleh petani di daerah Situmbuk, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat. Pada sistem ini, dua bulan sebelum tanaman ditebang kulit batang tanaman dikupas melingkar mulai dari ketinggian 5 cm dari pangkal batang hingga 80-100 cm. Selanjutnya tanaman ditebang pada ketinggian 5 cm dari pangkal batang. 

Tujuan menyisakan pangkal batang ini adalah untuk menumbuhkan tunas baru yang selanjutnya dapat dijadikan bibit. Sistem batang dipukuli sebelum ditebang, Sistem ini dikembangkan petani di daerah Sungayang, Kabupaten tanah Datar Sumatera Barat, dimana cara memanen kayu manis dilakukan dengan memukuli kulit batang secara melingkar. Dengan cara ini diharapkan kulit yang akan diperoleh lebih tebal. 

Bertambahnya ketebalan kulit karena pada bekas pukulan terjadi keretakan pada kulit, selanjuatanya dari retakan kulit tersebut akan tumbuh kalus baru sehingga kulit kayu tampak ada pembengkakan. Pemukulan batang dilakukan dua bulan sebelum tanaman dikuliiti dengan menggunakan pemukul dari kayu.

d.  Cara Panen

Panen kulit kayu manis dapat dilakukan sejak tanaman berumur muda, yang bertujuan untuk penjarangan. Penjarangan dilakukan dengan pertimbangan beberapa faktor antara lain kesuburan lahan, perkembangan musim, letak kebun diatas permukaan laut. Semakin tinggi letak kebun, maka akan semakin lambat pertumbuhannya. Panen penjarangan, panen ini dilakukan pada saat tanaman berumur 2-3 tahun, dengan tujuan untuk penjarangan tanaman, karena jarak tanaman sudah terlalu rapat, agar tanaman tumbuh lurus dan pertumbuhan cabang terhambat, serta untuk membuang tanaman yang sakit dan tanaman yang pertumbuhannya terlambat. Pada pertanaman kayu manis biasanya dilakukan dua kali penjarangan, namun jika penjarangan sudah dimulai sejak umur 2-3 tahun maka frekuensi penjarangan bisa tiga kali sebelum penebangan total. Interval penjarangan yang baik adalah 3-5 tahun. 

Cara penjarangan dilakukan hanya dalam baris tanaman dan tanaman yang ditebang pada ketinggian 5-10 cm dari permukaan tanah atau leher akar. Hal ini dilakukan agar pangkal batang yang tidak ditebang akan bisa menumbuhkan tunas-tunas baru. Panen total, yaitu tanaman yang ada dikebun seluruhnya ditebang, termasuk tunas yang dibairkan tumbuh dari pangkal batang bekas penjarangan pertama dan kedua. Panen total biasanya dilakukan setelah tanaman berumur 15 tahun, Cara panen seperti pada penjarangan yaitu ditebang pada ketinggian 5-10 cm.

e. Pengelupasan Kulit Kayu

Pengelupasan kulit kayu manis, dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dengan cara pengulitan sebelum tanaman ditebang dan pengulitan setelah ditebang. Pengulitan sebelum ditebang, cara ini pengelupasan sebelum ditebang dianggap lebih praktis jika dibanding setelah ditebang. Kebersihan
kulit akan tetap terjamin karena batang tanaman belum menyentuh tanah jadi belum kotor. Untuk meperoleh kulit kayu bermutu baik (bagian luarnya tampak bersih), sebaiknya sebelum pengulitan, kulit yang masih melekat pada tanaman dibersihkan dari lumut/kotoran dengan cara dikerok, sehingga kulit tampak hijau kekuningan dan permukaan luarnya licin. 

Setelah dibersihkan, kulit dikerat melingkari batang pada ketinggian 5-10 cm diatas leher akar dan pada ketinggian 100 cm dari keratan pertama. Selanjutnya pada kulit diantara batas keratan bawah dan atas ditoreh tegak lurus dalam bentuk garis-garis dengan jarak  sekitar 5-10 cm, lalu dengan
menggunakan pisau pengungkit, kulit dicungkil dari lingkaran atas dan ditarik ke bawah. Sehingga diperoleh kulit selebar 5-10 cm dan panjang 100 cm. Pengulitan setelah ditebang, pengulitan setelah tanaman ditebang banyak dilakukan petani di Indonesia. Caranya setelah ditebang batang kayu dipukul-pukul untuk memudahkan pengelupasan. Kulit kayu yang dihasilkan dengan cara ini, berkualitas rendah (kualitas C) bahkan setelah dijemur berwarna hitam

f.  Pasca Panen Kayu Manis

Pengolahan merupakan salah satu rangkaian dari kegiatan pasca panen kayu manis (Cinnamomum zeylanicum). Pengolahan bertujuan untuk mendapatkan produk kayu manis yang siap diperdagangkan. Kegiatan pengolahan sangat penting sebagai lanjutan setelah kulit kayu manis dipanen dan selanjutnya diproses agar menjadi produk siap jual. Untuk menghasilkan produk siap jual, maka pengolahan harus dilakukan dengan baik agar memperoleh produk bermutu baik karena akan berpengaruh pada tingkat harga jual.  Kulit kayu manis  yang kurang bersih dan penjemuran yang kurang berhasil yang menyebabkan kulit kayu manis berjamur, hal akan berdampak pada kualitas produk yang rendah dan harganyapun juga rendah. Sebagai produk perdagangan, ada beberapa bentuk produk kayu manis antara lain berupa kulit kayu, minyak asiri, oleoresin dan bubuk kayu manis.

KULIT KAYU MANIS

Produk kayu manis merupakan hasil utama dari kayu manis. Produk ini berupa potongan kulit yang dikeringkan. Sampai saat ini kulit kayu manis merupakan komoditas ekspor  penghasil devisa yang dapat diandalkan bersaing dengan India, Srilanka, Vietnam dan RRC. Untuk memenuhi mutu internasional, pengusaha mengolah kembali (upgrading) kulit kayu manis yang dihasilkan oleh produsen melalui perlakukan sebagai berikut: 
1.    pencucian  dan pembersihan, kegiatan ini dilakukan dengan cara merendam kulit kayu dalam air selama 12 jam agar kulit yang sudah kering menjadi lemas sehingga gulungannya terbuka. Selanjutnya kulit yang sudah terbuka tersebut digosok dengan kain untuk menghilangkan kotoran yang menempel pada kulit;
2.    pengeringan, setelah dibersihkan, kulit dijemur selama 3-4 hari sehingga lembaran kulit menjadi kering dan kembali menggulung; 
3.    penyortiran awal, kulit yang sudah kering disortir kebersihan dan kadar airnya. 
4.    Kulit yang masih kotor dibersihkan kembali. Penyortiran juga dilakukan untuk memisahkan asal kulit yaitu kulit yang berasal dari batang akan menghasilkan mutu A, dari cabang menghasilkan mutu B dari ranting menghasilkan mutu C;
5.    pemotongan, setelah diikat kulit kayu manis dicelupkan beberapa saat dalam air dan dipotong dengan gergaji menurut ukuran yang dikehendaki pasar biasanya antara 5  - 7,5 cm. Tujuan pencelupan ini hanya untuk mengurangi pecahan kulit saat dipotong;
6.    penyortiran akhir, setelah dipotong hasil potongan kembali disorttasi. Sortasi disini hanya untuk mendapatkan panjang potongan yang seragam; 
7.    pengepakan, setelah disortasi sesuai keseragaman dan ukuran, selanjutnya kayu manis dikemas dalam peti. Sedangkan pecahan dan debu kayu manis hasil dari penggergajian dikemas dalam karung, yangdidalam perdagangan produk pecahan disebut kelas broken dan debunya disebut dust; 
8.    penyimpanan, dilakukan ditempat yang memenuhi syarat sehingga tidak terkontaminasi oleh kotoran, serangga dan tikus.

MINYAK ASIRI

Minyak asiri kayu manis merupakan produk samping dari tanaman kayu manis. Minyak ini mengandung bahan kimia organik yang membentuk aroma khas. Minyak asiri dapat diperoleh dari kulit ranting dan daun. Minyak asiri kayu manis banyak diminta oleh Amerika Serikat dan Eropa untuk keperluan industri makanan, minuman maupun farmasi.


OLEORESIN

Oleoresin kayu manis sudah mulai digunakan sejak awal abad 19. Kandungan oleoresin menjadi lebih baik dibanding produk aslinya seperti kulit atau bubuknya. Keuntungan dari oleoresin dibanding produk aslinya adalah, hampir seluruh bagian tanaman dapat dimanfaatkan, volume ekspor berkurang, nilai bisa tetap atau lebih tinggi karena tidak membutuhkan banyak ruang, kemasannya kecil, sisa hasil olahannya dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan lain seperti pupuk serta tidak akan rusak karena kontaminasi. 

Cara mendapatkan oleoresin kayu manis dapat dilakukan melalui ekstraksi.
Tahapan ekstraksi kayu manis sehingga mendapatkan oleoresin sebagai berikut: 
·      baku kayu manis yang dipergunakan sebagai bahan baku dihancurkan untuk memudahkan bahan pelarut masuk kedalam tahap ekstraksi berikutnya; 
·      bahan baku yang telah dihancurkan dimasukkan kedalam ruang ekstraksi untuk menghindarkan menguapan minyak asiri, seluruh bahan baku harus terendam dalam bahan pelarut; 
·      alirkan hasil ekstraksi yang merupakan bahan pelarut dan oleoresin ke dalam ruang pemisah dari kedua bahan tersebut. Pemisahan dilakukan dalam ruang vakum (hampa udara); 
·      masukkan oelooresin yang sudah terpisah dari bahan pelarut ke dalam botol atau kemasan lain pada saat keadaannya masih panas dan cair.


BUBUK KAYU MANIS

Bubuk kayu manis mempunyai sifat yang sama dengan kulit kayu manis karena merupakan produk lanjutan dari kulit kayu manis. Bubuk ini mengandung minyak asiri, berasa pedas dan mengandung bahan mineral dan kimia organik seperti protein, karbohidrat dan lemak. Untuk mendapatkan bubuk kayu manis dapat dilakukan dengan cara menggiling kulit kayu manis kering. Selain melalui penggilingan, bubuk kayu manis dapat diperoleh dari debu hasil penggergajian kulit kayu manis. Bubuk kayu manis ini biasanya dikemas dalam karung.



1 komentar: Leave Your Comments

Popular Posts